KEBUTUHAN BERPRETASI SISWA SEKOLAH DASAR (SD)
Usia anak sekolah dasar merupakan masa-masa anak
dalam keadaan/kondisi padat dengan keinginan untuk bergerak yang dikarenakan
masa usia tersebut digolongkan pada masa usia anak besar yaitu berkisar 5 – 11
yang mempunyai karakteristik masa-masa kelebihan energi. Kebutuhan (bergerak)
tersebut tentunya sangat wajar dialami masa usia anak sekolah dasar, berbagai
upaya akan dilakukan siswa dalam memenuhi kebutuhan untuk bergerak (dalam
situasi apapun).
Pernyataan diatas merupakan dasar dari sebuah
alasan-alasan untuk mengarahkan siswa dalam memenuhi kebutuhan gerak yang
tertuju pada perhatian perkembangan fisik dan peningkatan kemampuan gerak yang
terdidik. Dengan kewajarannya keadaan siswa sekolah dasar yang cenderung padat
berkeinginan untuk bergerak, maka melalui pendidikan jasmani disekolah siswa
dapat memenuhi kebutuhannya (bergerak) yang tertuju pada nilai-nilai yang
positif.
Aktivitas pendidikan jasmani sendiri di implemaentasikan sebagai kegiatan pelaku gerak
untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan sosial.
Pendidikan jasmani menjadi bagian dari
proses pendidikan secara keseluruhan
dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Melalui pendidikan
jasmani diharapkan peserta didik akan tumbuh dan berkembang dengan keadaan
jasmani secara sehat, dan segar, serta menumbuhkembangkan kepribadian peserta
didik agar lebih harmonis dalam menjalankan kehidupannya.
Mengutamakan kepentingan peserta didik
menjadi skala prioritas dalam pendidikan jasmani, karena hal ini penting untuk
melibatkan peserta didik secara aktif seperti pada uraian di atas bahwa usia anak sekolah
dasar pada umumnya memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak, berbagai bentuk
dan corak gerakan yang diperoleh usia anak sekolah dasar merupakan dasar di
dalam memasuki tahap-tahap perkembangannya, baik perkembangan yang berhubungan
dengan pengetahuan, nilai dan sikap maupun keterampilan gerak itu sendiri
(kognitif, afektif, dan psikomotor). Oleh karena itu anak usia sekolah dasar
hendaknya diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai bentuk gerakan melalui
program kegiatan yang berada di luar jam sekolah seperti kegiatan
ekstrakurikuler olahraga yang berhubungan erat dengan upaya menumbuhkembangkan
keterampilan gerak, aktivitas mata pelajaran pendidikan jasmani.
Berdasarkan uraian diatas
pendidikan jasmani dapat dikatakan sebagai suatu proses pendidikan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik dan kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan pendidikan jasmani seperti kegiatan ekstrakurikuler
olahraga yang merupakan upaya dalam menumbuhkembangkan pengetahuan, nilai
sikap, dan keterampilan gerak.
Setiap individu memiliki kebutuhan yang
berbeda dalam mencapai tujuannya, namun di dalam lingkungan sekolah setiap
peserta didik berlomba-lomba untuk dapat merealisasikan suatu tujuannya agar
tercapai. Kebutuhan usia anak sekolah dasar
untuk berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan suatu
dorongan dari dalam diri untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut yaitu,
berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani. Motif yang mendasar adalah kebutuhan-kebutuhan
atau dorongan yang bersifat jasmaniah.
Motif berprestasi siswa
pada mata pelajaran pendidikan jasmani yaitu adanya tingkah laku yang menggambarkan bahwa siswa dapat
menunjukkan kecenderungan untuk berprestasi sebagai upaya mencapai tujuan.
Melalui ketekunan atau adanya ketertarikan melakukan kegiatan-kegitan yang
berhubungan dengan aktivitas jasmani di sekolah merupakan suatu gambaran bahwa
siswa mempunyai kebutuhan untuk berprestasi pada mata pelajaran jasmani.
Kesimpulannya bahwa untuk
berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani membutuhkan suatu daya dalam
mental dan dorongan dari dalam diri anak untuk dapat melakukan aktivitas
kegiatan dengan sebaik-baiknya dan mampu menghasilkan kontribusi yang nyata
bagi prestasi belajar di sekolah, baik prestasi diri sendiri maupun prestasi
orang lain, dengan kata lain motif berprstasi yang dimiliki siswa berpengaruh
terhadap segala bentuk kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa itu
sendiri.