Rabu, 18 Juli 2012

KEBUTUHAN BERPRETASI SISWA SEKOLAH DASAR (SD)

KEBUTUHAN BERPRETASI SISWA SEKOLAH DASAR (SD)
Usia anak sekolah dasar merupakan masa-masa anak dalam keadaan/kondisi padat dengan keinginan untuk bergerak yang dikarenakan masa usia tersebut digolongkan pada masa usia anak besar yaitu berkisar 5 – 11 yang mempunyai karakteristik masa-masa kelebihan energi. Kebutuhan (bergerak) tersebut tentunya sangat wajar dialami masa usia anak sekolah dasar, berbagai upaya akan dilakukan siswa dalam memenuhi kebutuhan untuk bergerak (dalam situasi apapun).
Pernyataan diatas merupakan dasar dari sebuah alasan-alasan untuk mengarahkan siswa dalam memenuhi kebutuhan gerak yang tertuju pada perhatian perkembangan fisik dan peningkatan kemampuan gerak yang terdidik. Dengan kewajarannya keadaan siswa sekolah dasar yang cenderung padat berkeinginan untuk bergerak, maka melalui pendidikan jasmani disekolah siswa dapat memenuhi kebutuhannya (bergerak) yang tertuju pada nilai-nilai yang positif.
Aktivitas pendidikan jasmani sendiri di implemaentasikan sebagai kegiatan pelaku gerak untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial.
Pendidikan jasmani menjadi bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan  dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Melalui pendidikan jasmani diharapkan peserta didik akan tumbuh dan berkembang dengan keadaan jasmani secara sehat, dan segar, serta menumbuhkembangkan kepribadian peserta didik agar lebih harmonis dalam menjalankan kehidupannya.
Mengutamakan kepentingan peserta didik menjadi skala prioritas dalam pendidikan jasmani, karena hal ini penting untuk melibatkan peserta didik secara aktif seperti pada uraian di atas bahwa usia anak sekolah dasar pada umumnya memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak, berbagai bentuk dan corak gerakan yang diperoleh usia anak sekolah dasar merupakan dasar di dalam memasuki tahap-tahap perkembangannya, baik perkembangan yang berhubungan dengan pengetahuan, nilai dan sikap maupun keterampilan gerak itu sendiri (kognitif, afektif, dan psikomotor). Oleh karena itu anak usia sekolah dasar hendaknya diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai bentuk gerakan melalui program kegiatan yang berada di luar jam sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang berhubungan erat dengan upaya menumbuhkembangkan keterampilan gerak, aktivitas mata pelajaran pendidikan jasmani.
Berdasarkan uraian diatas pendidikan jasmani dapat dikatakan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan jasmani seperti kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang merupakan upaya dalam menumbuhkembangkan pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan gerak.
Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda dalam mencapai tujuannya, namun di dalam lingkungan sekolah setiap peserta didik berlomba-lomba untuk dapat merealisasikan suatu tujuannya agar tercapai. Kebutuhan usia anak sekolah dasar  untuk berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan suatu dorongan dari dalam diri untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut yaitu, berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani. Motif yang mendasar adalah kebutuhan-kebutuhan atau dorongan yang bersifat jasmaniah.
Motif berprestasi siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani yaitu adanya tingkah laku  yang menggambarkan bahwa siswa dapat menunjukkan kecenderungan untuk berprestasi sebagai upaya mencapai tujuan. Melalui ketekunan atau adanya ketertarikan melakukan kegiatan-kegitan yang berhubungan dengan aktivitas jasmani di sekolah merupakan suatu gambaran bahwa siswa mempunyai kebutuhan untuk berprestasi pada mata pelajaran jasmani.
Kesimpulannya bahwa untuk berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani membutuhkan suatu daya dalam mental dan dorongan dari dalam diri anak untuk dapat melakukan aktivitas kegiatan dengan sebaik-baiknya dan mampu menghasilkan kontribusi yang nyata bagi prestasi belajar di sekolah, baik prestasi diri sendiri maupun prestasi orang lain, dengan kata lain motif berprstasi yang dimiliki siswa berpengaruh terhadap segala bentuk kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.